Oleh Adiadwan
Herrawan
Sebagai materi sesi ke tiga dalam perkuliahan Sekolah
Pemikiran Islam pada tanggal 26 September 2015, Akmal Syafril, M.Pd.I
membahas materi "Sekularisme dan Materialisme". Sebuah materi yang sangat
relevan dalam konteks 'Ghazwul Fikri' di Indonesia, khususnya terhadap
perkembangan yang semakin memprihatinkan dari gerakan Liberalisme Agama.
"Kondisi dunia Barat yang sangat Sekuler bermula
dari masalah sejarah Kristen itu sendiri, khususnya problem teks bible dan
teologis Kristen", jelas Akmal.
Hal tersebut yang menjadikan kondisi saat ini, yang
menurut Akmal sebagai - Kristen yang ter-Baratkan. Dunia Barat yang sangat menjunjung tinggi Rasionalitas
dalam berpikir telah membentuk pola kehidupan yang Sekuler, yang sangat
memprioritaskan kekuatan akal manusia dan intelektualitasnya melebihi kebenaran
wahyu. Sejatinya kebenaran wahyu adalah mutlak, sementara kebenaran akal
bersifat relatif. Akal berfungsi untuk memahami dan tunduk kepada wahyu.
Beginilah karakter seorang Mukmin seharusnya, walaupun sering mendapat
pertentangan dari pihak lain di luar Islam 1
Akmal selanjutnya menjelaskan, "Masa kelam Eropa
(Romawi Barat) justru terjadi akibat peran Gereja sebagai pusat kegelapan di
masa itu. Hegemoni Barat dalam setiap aspek kehidupan telah menyuburkan paham
Sekularisme yang menjauhkan alam dari Tuhan, desakralisasi politik serta
ketidak-abadian dari nilai-nilai yang dianut".
Sekularisme sejatinya adalah paham yang memisahkan agama
dari negara dan kehidupan ('fashlud diin 'anil hayah/daulah'), yang
akhirnya akan menjauhkan manusia dari agamanya. Hal inilah yang menjadikan
Sekularisme berseberangan bahkan berhadap-hadapan ('vis a vis') dengan
Syariat Islam.
Pintu masuk paham Sekularisme adalah melalui Orientalisme,
yang menilai Islam melalui cara pandang dan persepsi orang Barat. Paradigma
yang mereka gunakan untuk mendekati Islam adalah paradigma Barat yang Sekuler,
Liberal dan Materialistik. Sebuah cara pandang melalui metode kritik terhadap
ajaran Islam inilah pintu masuk bagi lahirnya generasi Sekuler di dunia Islam
melalui berbagai tulisan dan kajian-kajian di negara Barat bahkan di
universitas Islam di negara Islam itu sendiri. Sungguh memprihatinkan.
“Kegamangan dunia
Barat terhadap kondisi masa lalu Kristen di masa lalu telah berdampak kepada
cara berpikir dan perilaku masyarakatnya, yang cenderung sama dengan perilaku
kebiasaan ummat dan pemimpin agamanya di masa lalu. Sehingga tidaklah heran
dengan kondisi Barat saat ini”. Demikian Akmal menjelaskan.
Sehingga hanya Islam lah yang sebuah Kebenaran yang
datang dari Allah SWT sebagai akhir dari rangkaian Nabi dan Rasul yang telah
menyebarkan ajaran Tauhid kepada ummatnya, yang jauh dari bahaya dan dampak
negatif cara berpikir Sekularisme, apalagi Materialisme. Saatnya kita
mempelajari, mendalami dan mendakwahkan kepada ummat atas hal ini. InsyaAllah.
1 Dr. DAUD RASYID, MA, Melawan Sekularisme, Usamah
Press, 2009.
Materi Perkuliahan, Sekolah Pemikiran Islam, Universitas Al-Azhar, Jakarta, 26 September 2015.