Tuesday, 19 April 2016

METODE INTERPRETASI "HERMENEUTIKA" : Awal Kesesatan Pemikiran Islam Liberal dalam Dekonstruksi Konsep Wahyu



oleh : Adiadwan Herrawan   
Dalam proses pemahaman ajaran Agama Islam, tantangan terhadap keberadaan Al-Qur’an untuk menyikapi aspek konteks zaman dan kekinian telah menjadi hal yang kritikal bagi sebagian ummat yang menamakan dirinya Islam Liberal. Dampak dekonstruksi konsep wahyu dan kenabian yang dilakukan oleh kaum liberal telah mengaburkan definisi mendasar dalam metode studi Al-Qur’an yang selama ini telah diyakini oleh sebagian besar ummat muslim.

Gugatan dan hujatan terhadap Al-Qur’an telah mencapai tahap mengkhawatirkan. Karena mereka telah berusaha menggugat otentisitas Al-Qur’an sebagai kitab suci, yang sejalan dengan pemikiran para orientalis Yahudi dan Kristen karena tidak meyakini akan keshahihan Al-Qur’an 1. Bahkan salah seorang pendiri Jaringan Islam Liberal dalam website-nya dengan tegas menyatakan bahwa keyakinan ummat Islam terhadap Al-Qur’an selama ini hanyalah merupakan formulasi dan angan-angan teologis (‘al-khayal al-dini’) hasil dari para ulama sebagai bagian dari formulasi doktrin-doktrin Islam 2. Naudzubillah.

Kesesatan pemikiran yang mendalam oleh kelompok Islam Liberal ini didasari oleh dampak serius yang diakibatkan metode Hermeneutika yang diterapkan untuk menafsirkan Al-Qur’an. Sebuah metode penafsiran secara obyektif dan subyektif yang melibatkan konteks historis yang wajar dilakukan dalam kajian filsafat dan sejarah, tetapi menjadi bermasalah bila dihadapkan kepada teks Al-Qur’an khususnya sebagai substitusi tafsir. Karena yang selama ini dipahami Al-Qur’an sebagai wahyu Tuhan yang seluruh lafadz dan maknanya berasal dari Allah SWT. Bagaimana mungkin bila sebagai kalam Ilahi, penafsir dapat memasuki alam si pembuat teks (Tuhan), menyelami maksud dan kehendak Tuhan ketika menurunkan Al-Qur’an?

Sikap kritis yang diajarkan dalam metode Hermeneutika telah memberi ruang bagi timbulnya permasalahan besar bila diterapkan pada teks Al-Qur’an, antara lain adanya sikap kritis yang cenderung curiga yang tidak dapat lepas dari kepentingan-kepentingan tertentu, khususnya terhadap konteks masyarakat Arab abad ke-7 dibandingkan relevansi kondisi saat ini.

Hal lain yang juga menjadi permasalahan besar adalah cara pandang teks sebagai produk budaya (manusia), yang mengabaikan hal-hal yang bersifat transenden (‘ilahiyyah’). Karena mereka beranggapan bahwa sebagai produk budaya, wahyu Tuhan dipengaruhi oleh budaya Arab, budaya di mana wahyu diturunkan. Berbagai kemukjizatan di dalam bahasa Al-Qur’an menjadi tereduksi kesahihannya. Juga metode Hermeneutika yang secara aktual sangat plural yang akibatkan kebenaran tafsirnya menjadi sangat relatif, yang kemudian akan sulit untuk diamalkan. 3

Sejatinya metode tafsir Hermeneutika telah diadopsi pihak Yahudi – Kristen dalam menafsirkan kitab suci mereka, yang berakibat terjadinya pemisahan antara Kristen dan Katolik. Yang sungguh mengherankan, kegagalan penerapan metode tersebut justru digunakan oleh kelompok Islam untuk menafsirkan Al-Qur’an, As-Sunnah bahkan Fiqih dan ajaran lainnya, dan diajarkan di universitas-universitas Islam, di fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir-Hadits. Subhanallah.

Apabila filsafat Hermeneutika digunakan kepada Al-Qur’an, maka ayat-ayat yang muhkamat akan menjadi mutasyabihat, yang ushul menjadi furu’, yang tsawabit menjadi mutaghayyarat, yang qoth’iy menjadi dhonniy, yang ma’lum menjadi majhul, yang ijma’ menjadi ikhtilaf, yang mutawatir menjadi ahad dan yang yaqin menjadi dhonn bahkan syakk. Sebuah kerancuan yang mengarah kepada kesesatan agama yang nyata. Naudzubillah.

1  ADNIS ARMAS, MA, Serangan terhadap Al-Qur’an dari Orientalis hingga Islam Liberal, INSISTS.                     
2  ADNIS ARMAS, MA, Serangan terhadap Al-Qur’an dari Orientalis hingga Islam Liberal, INSISTS.                    
3  DR. ADIAN HUSAINI, MA, Hegemoni Kristen–Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi, Gema Insani, 2006.                                                                                                                                                          
4  Drs. HARTONO AHMAD JAIZ, Ada Pemurtadan di IAIN, Pustaka Al-Kautsar, 2006.

No comments:

Post a Comment