Friday, 8 April 2016

TRADISI ILMU dengan Cara Pandang Islam ('Islamic Worldview') untuk Menghadapi Pemikiran Barat.

 
oleh : Adiadwan Herrawan.
Saat ini, ummat Islam di Indonesia sedang menghadapi tantangan berat dalam kehidupan keberagamaan. Atas nama “Globalisasi”, tantangan dari dunia Barat tidak saja 'menjajah' sektor ekonomi semata, tapi juga yg paling berbahaya saat ini Barat telah 'menjajah' pemikiran dan budaya bangsa, yang menjadikannya sebagai sebuah ancaman yang sangat serius bagi ummat Muslim, khususnya yang ‘silau’ terhadap pemahaman dan cara berpikir, budaya keseharian, pakaian serta gaya hidup bersama cara pandang barat (‘Western Worldview’).
Di era Globalisasi saat ini, seharusnya ummat Muslim sadar bahwa setiap saat keimanan mereka sedang dalam kondisi diperangi habis-habisan oleh nilai-nilai “Sekuler-Liberal” yang dapat mengikis dan menghancurkan pemikiran Islam dan keimanan mereka. Diperlukan upaya nyata agar ummat tidak terjebak dan terperosok ke dalam pemikiran yg dapat merusak keimanannya.
Dalam dominasi peradaban dan pandangan barat ('Western Worldview'), ummat Islam dipaksa melepas pandangannya tentang Allah, Nabi Muhammad SAW, Al-Qur'an, sehingga diperlukan cara pandang Islam ('Islamic Worldview') melalui penguatan pemahaman mengenai konsep-konsep dalam Islam, seperti konsep Tuhan, konsep manusia, konsep alam, konsep wahyu, konsep kenabian, konsep ilmu, dan lainnya. Hal ini perlu dilakukan agar ummat Islam memiliki ‘benteng’ mempertahankan keimanan dan keyakinan ke-Islamannya.1
Peradaban barat menawarkan Kapitalisme dalam mempromosikan nilai-nilai yg jauh dari aturan Islam, seperti nilai Individualisme, Materialisme, Konsumerisme, Hedonisme serta wacana pemikiran Pluralisme, Inklusivisme dan Humanisme. Hal ini sejalan dengan bahayanya nilai-nilai yang kontroversial disebarkan oleh kelompok Liberal dalam Islam, antara lain melalui pemikiran “Teologi Inklusif-Pluralis”, suatu gagasan yang mendangkalkan akidah ummat dengan mengaburkan dan menyamakan semua agama, menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan yang terpenting upaya penolakan terhadap syariat Islam.2
Dampaknya sangat berbahaya bagi diri, keluarga dan ummat, karena akan merusak akidah yang dapat berakhir pada kemurtadan dari Islam. Naudzubillah.

* Allah SWT berfirman (yg artinya) : "Barangsiapa YANG MURTAD di antara kamu dari Agamanya lalu dia MATI DALAM KEKAFIRAN, maka mereka itulah yang SIA-SIA amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah PENGHUNI NERAKA, mereka KEKAL DI DALAMNYA". (QS.Al-Baqarah: 217).
Sudah saatnya diperlukan adanya jawaban yang mendasar dan komprehensif terhadap tersebar luasnya pemikiran-pemikiran yang menyimpang tersebut di kalangan ummat Islam di Indonesia. Dan hal ini tentu sangat menghambat kelompok-kelompok Islam yang berjuang untuk menerapkan dan menegakkan Syariat Islam secara kaffah dalam kehidupan.
Karena pemikiran-pemikiran ini sudah merasuk ke jantung-jantung kehidupan kaum Muslim (baik rumah tangga maupun institusi pendidikan), maka di tengah zaman seperti ini, mau tidak mau, setiap Muslim wajib membentengi dirinya dengan keilmuan Islam yang benar dan memahami pemikiran batil yang dapat merusak keimanannya. Oleh karenanya ummat Islam harus diwajibkan untuk menuntut ilmu setiap waktu agar dapat mengetahui mana yang benar dan salah, mana yang Tauhid dan Syirik melalui kerangka pemikiran Islam yang kokoh dengan kepahaman ‘Islamic Worldview’, agar tidak dapat terombang-ambing dalam kehidupan ini. Inilah Tradisi Ilmu dengan semangat untuk mendalami keilmuan agama Islam, yang selanjutnya diamalkan melalui mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Untuk itulah, setiap Muslim wajib memiliki cara pandang hidup Islam (‘Islamic Worldview’). Dengan itu, insyaallah, dia akan mampu menghadapi tantangan pemikiran modern yang dapat merusak keimanannya, dan diapun dapat hidup dalam keimanan, dalam keyakinan tentang Islam, dan pada akhirnya dia dapat menikmati hidup yang penuh dengan kebahagiaan, karena dia hidup dalam keyakinan.3

1)- Adnin Armas, MA, ISLAMIC WORLVIEW - Pengantar Konsep.
2)- Adian Husaini, MA dan Nuim Hidayat, ISLAM LIBERAL Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan dan Jawabannya, Gema Insani, 2002.
3)- DR. Adian Husaini, Untuk Apa Belajar Islamic Worldview ?

 

No comments:

Post a Comment