Oleh : Adiadwan Herrawan.
Pelaksanaan Perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI-3) telah memasuki
pertemuan kedua, pada 12 September 2015 yang lalu. Sesi kedua tersebut
disampaikan oleh Ustadz Ahmad Rafiqi
yang membahas materi "Konsep Wahyu dan Kenabian".
Dalam materi ini dijelaskan bagaimana bentuk Wahyu yang diturunkan dari
Allah SWT. "Wahyu dari Allah SWT
diturunkan dalam bentuk 'Qalam' atau Perkataan Firman Allah SWT yang tercantum
dalam Al-Qur'an, serta 'I'lam' atau Ajaran yang disampaikan oleh Nabi SAW dalam
Hadits", jelas Ahmad Rafiqi dalam penyampaiannya kepada seluruh
peserta perkuliahan yang hadir saat itu.
Disampaikan lebih lanjut bahwa Al-Qur'an diturunkan melalui ucapan dan
hafalan ('Qira'ah) oleh malaikat Jibril lalu diteruskan para Sahabat. Setelah
proses penurunan melalui hafalan dengan 'sanad' yang jelas, lalu diteruskan
penyebarannya melalui dokumen dan catatan ('Mus'haf'). Kemudian barulah masuk
ke tahap 'pemaknaan' sebagai proses akhir dari penurunan Al-Qur'an.
Ahmad Rafiqi menegaskan secara mendalam mengenai proses penyampaian wahyu
kepada Nabi SAW. "Rasulullah SAW
tidak merencanakan dirinya untuk menjadi seorang Nabi", jelas Rafiqi.
Hal tersebut dijelaskannya terbukti karena Nabi SAW tidak mengenal malaikat
Jibril, bahkan beliau kaget dan berlari dari situasi tersebut, hingga bertanya
tentang apa yang terjadi.
Kondisi dan suasana hati Rasulullah SAW pada saat itu sungguh sangatlah
menegangkan baginya. Ini jelas menandakan bagaimana beliau sama sekali tidak mengetahui
tentang rencana kenabian yang terjadi pada dirinya.
"Ciri khusus seorang Nabi adalah
menerima Wahyu yang diturunkan dari Allah SWT melalui malaikat Jibril, memiliki
Mu'jizat yang khusus bagi masing-masing Nabi, dan sebagai pribadi manusia yang
sempurna, serta hanyalah diperuntukkan bagi seorang laki-laki", demikian penjelasan Ahmad Rafiqi mengenai konsep dasar ciri kenabian, sambil
mengakhiri sesi perkuliahan saat itu.
Demikian pentingnya pemahaman mengenai
Konsep Wahyu dan Kenabian sebagai dasar dalam menilai kehidupan ini sesuai
dengan cara pandang Islam ('Islamic
Worldview'), khususnya untuk menghadapi perang pemikiran terhadap
aliran-aliran sesat yang semakin marak akhir-akhir ini ('Ghazwul Fikri').
Semoga.
* Sumber : Sekolah Pemikiran Islam, Universitas Al-Azhar, Jakarta, 12
September 2015.
No comments:
Post a Comment