oleh : Adiadwan Herrawan.
Islam adalah musuh yang nyata bagi Barat. Musuh peradaban paska modern
yang sangat dipengaruhi oleh arus Globalisasi dunia. Tidak terkecuali di
Indonesia melalui kehadiran dan maraknya "gerakan Liberalisme" dengan pemikiran
filsafat ilmuwan Barat yang telah merasuki bahkan di kalangan cendekiawan
Muslim sekalipun, tampak semakin nyata dan berani di hadapan ummat Islam yang
sejatinya sangat taat dalam ibadah keagamaan yang mengikuti referensi shahih Al-Qur’an dan Hadits. Sebuah
tantangan bagi tradisi intelektual Islam dalam menghadapi usaha untuk
menjauhkan ummat dari ajaran agamanya.
Konsep-konsep seperti Pluralisme, Multikulturalisme, kesetaraan Gender,
Feminisme, Demokratisasi, Humanisme, Hak asasi manusia, kini telah memenuhi
wacara para cendekiawan muslim liberal. Islam dianggap harus ikut
berpartisipasi dalam ‘wacana kontemporer’, melalui mem-Baratkan Islam,
men-Sekulerkan Islam atau me-Liberalkan Islam, menyesuaikan Islam dengan paham
Barat. 1
Masuknya pemikiran Sekularisme Agama diawali melalui gerakan
Misionarisme dan penyebaran pemikiran kaum Orientalis sejalan dengan penjajahan
kolonialisme, yang memang berniat perjuangan ummat Islam dari ajaran agamanya.
Mereka menyerang Islam melalui studi kritis secara sistematis dan masif
terhadap Al-Qur’an bahkan juga Hadits. Mereka menggugat otentisitas dan
validitas terhadap kitab tersebut, yang hal ini jelas telah menodai kesakralan
kitab suci Islam dan berdampak kepada kepahaman ummat secara keseluruhan.
Dunia barat yang sangat mengutamakan dan mengandalkan kemampuan akal –
intelektualitas serta rasionalitas dalam berpikir dan bertindak, telah
menjauhkan ummat dari keyakinan akan keutamaan sumber wahyu. Padahal kita
mengetahui bahwa dunia barat sangat berorientasi Materialistik, yang
mengutamakan aspek kebebasan yang mutlak, keuntungan dan kemanfaatan pribadi
yang mengarahkan tujuan hidup yang hanya sekali ini dimanfaatkan untuk kesenangan
tanpa batas. Inilah yang mengakibatkan setiap pemeluk agama bebas menafsirkan
kebenaran menurut penafsiran masing-masing, sehingga agamapun direlatifkan.
Kehidupan ummat Islam yang semakin modern dan juga dampak yang
diakibatkan dengan intensifnya penyebaran ide pemikiran Sekularisme ini telah
menjadikan kehidupan keberagaman ummat menjadi terganggu. Maraknya pandangan
yang sangat liberal dan mendukung pluralisme tentu telah berdampak kepada
kehidupan keseharian ummat. Karena mereka membuat dan mengembangkan Islam
menurut versinya sendiri, yang disebarkan dengan pencitraan yang salah dengan
mengandalkan intelektualitas yang sesat. Batu pijakan awalnya adalah keraguan,
sedangkan dermaga akhirnya adalah ketidakyakinan. 2
Hal tersebut diperparah dengan dikembangkan secara masif ‘stigmatisasi’
secara serampangan kepada berbagai kelompok perjuangan dakwah ummat yang
berusaha menegakkan dan memurnikan ajaran agama Islam. Stigmatisasi tersebut
telah tersebar dan mempengaruhi persepsi ummat secara luas, sehingga telah
menumbuhkan bibit keraguan terhadap perjuangan dakwah itu sendiri. Ketakutan
dan kekhawatiran yang ditimbulkan menjadikan ummat lebih bersikap curiga dan
bahkan menjauh dari aktivitas dakwah dan keagamaan di daerah-daerah.
Islam memang selalu menjadi ketakutan tersendiri bagi dunia barat,
sehingga segala upaya dilakukan oleh mereka untuk melemahkan kebesaran Islam
dan pergerakan dakwah ummat. Lemahnya pemahaman ilmu agama yang benar sangat
berpotensi melemahnya akidah ummat Islam secara luas. Sehingga hal tersebut
dapat semakin menjauhkan ummat dari agama, disebabkan mereka lebih mengutamakan
kegiatan keseharian dalam mengejar kesuksesan dunia semata. Naudzubillah.
Sekularisme memang telah menjadi bahaya nyata bagi ummat di Indonesia.
Kini dan akan datang. Selalu waspada.
1 Dr. HAMID FAHMY
ZARKASYI, Pengantar – Akmal Sjafril, Islam
Liberal 101, 2011.
2 AKMAL SJAFRIL,
ST.M.Pd.I, Islam 101, 2011.
No comments:
Post a Comment