Friday 22 April 2016

BAHAYA SEKULARISME: Menjauhkan Ummat dari Agama.


oleh : Adiadwan Herrawan.

Islam adalah musuh yang nyata bagi Barat. Musuh peradaban paska modern yang sangat dipengaruhi oleh arus Globalisasi dunia. Tidak terkecuali di Indonesia melalui kehadiran dan maraknya "gerakan Liberalisme" dengan pemikiran filsafat ilmuwan Barat yang telah merasuki bahkan di kalangan cendekiawan Muslim sekalipun, tampak semakin nyata dan berani di hadapan ummat Islam yang sejatinya sangat taat dalam ibadah keagamaan yang mengikuti referensi shahih Al-Qur’an dan Hadits. Sebuah tantangan bagi tradisi intelektual Islam dalam menghadapi usaha untuk menjauhkan ummat dari ajaran agamanya.

Konsep-konsep seperti Pluralisme, Multikulturalisme, kesetaraan Gender, Feminisme, Demokratisasi, Humanisme, Hak asasi manusia, kini telah memenuhi wacara para cendekiawan muslim liberal. Islam dianggap harus ikut berpartisipasi dalam ‘wacana kontemporer’, melalui mem-Baratkan Islam, men-Sekulerkan Islam atau me-Liberalkan Islam, menyesuaikan Islam dengan paham Barat. 1

Masuknya pemikiran Sekularisme Agama diawali melalui gerakan Misionarisme dan penyebaran pemikiran kaum Orientalis sejalan dengan penjajahan kolonialisme, yang memang berniat perjuangan ummat Islam dari ajaran agamanya. Mereka menyerang Islam melalui studi kritis secara sistematis dan masif terhadap Al-Qur’an bahkan juga Hadits. Mereka menggugat otentisitas dan validitas terhadap kitab tersebut, yang hal ini jelas telah menodai kesakralan kitab suci Islam dan berdampak kepada kepahaman ummat secara keseluruhan.

Dunia barat yang sangat mengutamakan dan mengandalkan kemampuan akal – intelektualitas serta rasionalitas dalam berpikir dan bertindak, telah menjauhkan ummat dari keyakinan akan keutamaan sumber wahyu. Padahal kita mengetahui bahwa dunia barat sangat berorientasi Materialistik, yang mengutamakan aspek kebebasan yang mutlak, keuntungan dan kemanfaatan pribadi yang mengarahkan tujuan hidup yang hanya sekali ini dimanfaatkan untuk kesenangan tanpa batas. Inilah yang mengakibatkan setiap pemeluk agama bebas menafsirkan kebenaran menurut penafsiran masing-masing, sehingga agamapun direlatifkan.

Kehidupan ummat Islam yang semakin modern dan juga dampak yang diakibatkan dengan intensifnya penyebaran ide pemikiran Sekularisme ini telah menjadikan kehidupan keberagaman ummat menjadi terganggu. Maraknya pandangan yang sangat liberal dan mendukung pluralisme tentu telah berdampak kepada kehidupan keseharian ummat. Karena mereka membuat dan mengembangkan Islam menurut versinya sendiri, yang disebarkan dengan pencitraan yang salah dengan mengandalkan intelektualitas yang sesat. Batu pijakan awalnya adalah keraguan, sedangkan dermaga akhirnya adalah ketidakyakinan. 2

Hal tersebut diperparah dengan dikembangkan secara masif ‘stigmatisasi’ secara serampangan kepada berbagai kelompok perjuangan dakwah ummat yang berusaha menegakkan dan memurnikan ajaran agama Islam. Stigmatisasi tersebut telah tersebar dan mempengaruhi persepsi ummat secara luas, sehingga telah menumbuhkan bibit keraguan terhadap perjuangan dakwah itu sendiri. Ketakutan dan kekhawatiran yang ditimbulkan menjadikan ummat lebih bersikap curiga dan bahkan menjauh dari aktivitas dakwah dan keagamaan di daerah-daerah.

Islam memang selalu menjadi ketakutan tersendiri bagi dunia barat, sehingga segala upaya dilakukan oleh mereka untuk melemahkan kebesaran Islam dan pergerakan dakwah ummat. Lemahnya pemahaman ilmu agama yang benar sangat berpotensi melemahnya akidah ummat Islam secara luas. Sehingga hal tersebut dapat semakin menjauhkan ummat dari agama, disebabkan mereka lebih mengutamakan kegiatan keseharian dalam mengejar kesuksesan dunia semata. Naudzubillah.

Sekularisme memang telah menjadi bahaya nyata bagi ummat di Indonesia. Kini dan akan datang. Selalu waspada.
1  Dr. HAMID FAHMY ZARKASYI, Pengantar – Akmal Sjafril, Islam Liberal 101, 2011.
2  AKMAL SJAFRIL, ST.M.Pd.I, Islam 101, 2011.

No comments:

Post a Comment