Tuesday 19 April 2016

PLURALISME AGAMA : Sebuah Kesesatan Pemikiran dalam Konsep 'Diin'.

 
oleh : Adiadwan Herrawan.
Allah SWT menurunkan ‘diin’ sebagai petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya. Melalui petunjuk inilah manusia dapat menilai kebenaran dan kebatilan yang dihadapinya dalam keseharian kehidupannya. Tetapi banyak manusia telah mengganti petunjuk dari Allah SWT tersebut dengan mendahulukan akal dan pikirannya sebagai pengganti wahyu dan ‘diin’ Allah SWT.

Kelompok manusia tersebut mengaku sebagai Mukmin dengan melakukan beberapa perintah ‘diin’, namun di dalam hatinya tidak ada keyakinan sebagaimana orang Mukmin. Ia tidak yakin bahwa Al-Qur’an pasti benar, akan tetapi bisa benar dan bisa salah. Tidak yakin dengan kebenaran Islam, di dalam hatinya tertanam keraguan tentang ‘diin’, sehingga menjadikannya kebenaran yang relatif. Inilah yang dikenal sebagai Liberalisme dalam agama. Aliran Liberal sangat erat dengan paham Sekularisme yang disebarkan oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai seorang Mukmin dan sangat terkagum-kagum dengan pemikiran Barat, lalu sering melontarkan pendapat yang ‘berseberangan’ dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kelompok ini didukung oleh sebuah kekuatan besar yang bertarung di panggung pemikiran berhadapan langsung dengan pemikiran Islam yang haq.1

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang paham Pluralisme Agama yang bertentangan dengan ajaran Islam, karena asumsi yang diyakininya bahwa semua agama adalah jalan yang sama menuju Tuhan yang sama, sehingga menyetarakan semua agama dalam kebenaran. Hal ini bertentangan dengan Dalil Al-Qur’an : “Sesungguhnya Agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam”.2  Serta juga firman Allah SWT : “Barangsiapa yang mencari agama selain Agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. 3  Dan juga ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah : “Barangsiapa yang Murtad di antara kamudari Agamanya, lalu dia mati dalam Kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan merek itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya”. 4

Segala yang dilakukan oleh kelompok Islam Liberal dalam paham Pluralisme Agama sejatinya adalah upaya Dekonstruksi dan Reduksi pemaknaan dan konsep ‘diin’, yang merupakan konflik abadi antara peradaban dan pemikiran Islam dengan Barat. Hal ini dihiasi dengan semangat permusuhan dan dendam serta kebencian yang mendalam akibat sejarah Perang Salib dulu.

Pluralisme agama berbeda dengan Pluralitas. Pluralitas hanyalah mengakui adanya agama-agama, tetapi tidak mengakui sama ataupun benarnya. Sedangkan Pluralisme agama itu mengakui semua agama sama. Jadi Pluralisme Agama itu paham kemusyrikan, menyamakan semua agama.5  Kesesatan pemikiran tersebut mengakibatkan pandangan bahwa kebenaran adalah relatif, yang bisa datang dari manusia, sebagaimana kesalahan bisa muncul dari wahyu. Kebenaran wahyu baru bisa diterima apabila dapat teruji dalam kehidupan sosial dalam masyarakat.

Kesesatan paham Pluralisme ini ironisnya justru dikembangkan oleh tokoh-tokoh dan cendekiawan yang bukan hanya dianggap mempunyai otoritas dalam keilmuan Islam, tetapi juga dihormati di lembaga-lembaga keagamaan. Dan lebih prihatin lagi, tidak banyak kalangan ulama dan cendekiawan yang menganggap hal ini sebagai masalah yang serius bagi perkembangan masa depan ummat atau dakwah Islam di Indonesia. 6

Dalam perspektif Islam, seorang Muslim tidak boleh meyakini kebenaran ‘Diin’ di luar agama Islam. Juga tidak boleh menampakkan keberpihakan kepada kelompok yang telah menyesatkan melalui paham Pluralisme, apalagi loyal dan menunjukkan pembelaan kepadanya. Naudzubillah. Dalam kondisi banyaknya pemikiran perusak Akidah seperti paham Pluralisme Agama yang telah jelas sebagai paham syirik, maka tidak ada jalan lain bagi setiap Mukmin agar membentengi diri dan keluarganya melalui perdalam keilmuan Islam yang kuat agar dapat menangkal dan melawan pemikiran sesat di sekitar kita. InsyaAllah.

1  DR. DAUD RASYID, MA, Pengantar - Penyesatan Opini: Sebuah Rekayasa Mengubah Citra, DR. Adian Husaini, MA, Gema Insani, 2002.                                                                                                      
2  QS. Ali Imran: 19.                                                                                                                                           
3  QS. Ali Imran: 85.                                                                                                          
4  QS. Al-Baqarah: 217.                                                                                                                                      
5  HARTONO AHMAD JAIZ, Mengungkap Kebatilan Kyai Liberal, Pustaka Al-Kautsar, 2010.                             

6   DR. ADIAN HUSAINI, MA, Pluralisme Agama: Haram, Pustaka Al-Kautsar, 2005.

No comments:

Post a Comment